Silahturahmi Dapet Pahala+Rezeki

Kalo menurut saya ‘silaturahmi’ dan ‘silaturahim’ sama saja. Keduanya berasal dari dua kata ‘silah’ dan ‘rahm’. Silah: menyambung; rahm: yg memiliki kedekatan. Ketika diserap ke dlm bhs indonesia,diserap apa adanya dgn bacaan lengkap menjadi ‘silaturahmi’.pdhl dlm bhs arab biasanya huruf akhir dimatikan menjadi ‘silaturrahm’.pada kasus bacaan dimatikan(silaturrahm) maka perlu penyisipan satu huruf vokal sblm konsinan akhir.maka huruf ‘I’ disisipkan di antara gugus konsonan.sehingga menjadi ‘silaturahim’.

Silahturahmi tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Kita sering melakukan ada istiadat tiap tahun setelah berpuasa 30 hari pergi ke rumah sanak saudara. Tapi entah kenapa hanya setahun sekali.??
Silaturahmi memang paling banyak dilakukan di masa lebaran, namun sebenarnya kita dianjurkan untuk rajin bersilaturahmi sepanjang tahun (tidak hanya terbatas di masa lebaran) dan dilarang untuk memutuskan silaturahmi. Ada hadits (perkataan Nabi Muhammad SAW) yang menganjurkan kita agar rajin bersilaturahmi, karena silaturahmi memperpanjang umur dan memperbanyak rezeki. Sedemikian pentingnya silaturahmi, sampai-sampai orang yang memutus silaturahmi terancam masuk neraka.
Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُّ : لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ ؟ فَأَعَادَ الرَّجُلُ فَقَالَ النَّبِيُّ : تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُّ : إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.

Memperpanjang Umur
Dengan bersilaturahmi, kita akan lebih bahagia. Hanya dengan mengirimi sms, pesan bbm atau email, orang yang kita sapa akan merasa bahagia. Terlebih lagi bila kita telepon atau kunjungi. Bayangkanlah roman muka sahabat kita yang berbinar lantaran kita menyempatkan mampir ke rumahnya. Juga, nada bahagia ibu kita mendengar suara cucunya lewat telepon. Kebahagiaan seperti itu mengurangi stres dan memperpanjang umur.
Riset puluhan tahun yang dilakukan MacArthur Foundation mengenai penuaan di AS menyimpulkan bahwa dua prediktor utama kesehatan manula adalah frekuensi silaturahmi dengan sanak-keluarga dan kehadiran dalam pertemuan-pertemuan. Perjumpaan positif antar manusia dapat menurunkan kadar hormon pemicu stres epinefrin/norepinefrin dan kortisol dalam darah. Sebaliknya, hormon yang memperkuat rasa saling percaya dan ikatan emosi, oksitosin dan vasopresin, justru meningkat. Ilmuwan juga menduga bahwa silaturahmi memicu dua neurotransmitter penting: dopamin, yang meningkatkan daya konsentrasi dan rasa bahagia, dan serotonin, yang mengurangi ketakutan dan kecemasan.
Menambah Rezeki
Rezeki datang lewat manusia. Kalau kita mengurung diri di kamar, rezeki tidak akan tiba-tiba dateng sendiri muncul dari balik pintu. Kecuali tetangga sedang ada syukuran, jadi kita masih kedapetan beseknya.  Dalam dunia pemasaran, salah satu kesuksesan penjual adalah keluasan relasi. Bahkan dalam industri asuransi, tes klasik yang diberikan untuk para calon agen adalah membuat “Daftar 100 Nama” orang-orang yang mengenal dan dikenal calon agen.
Teman atau saudara jauh tersebut efektif dalam memberi informasi pekerjaan karena dia tahu banyak orang yang tidak kita kenal, berbeda dengan kebanyakan relasi teman dan keluarga dekat kita yang umumnya juga kita kenal. Bersilaturahmilah dengan orang yang lama tidak kita jumpai, seperti kawan sekolah dulu, saudara jauh, atau mantan rekan kerja, maka kita berpeluang mendapat informasi berharga untuk bisnis atau pekerjaan Anda.

Pertukaran pikiran yang dilakukan melalui silaturahmi juga seringkali menghasilkan kesimpulan-kesimpulan brilian yang tidak kita peroleh dengan berpikir sendiri. “silaturahmi maya” yang memunculkan raksasa-raksasa baru seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan lainnya.



ref "belajar dari sebuah perkumpulan"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Self Reframing)

Ini Proposal Hidupku

Dakwah bukan Profesi tapi Amalan yang harus tersampaikan